Rabu, 01 Juli 2015

Aku rindu kalian, Abi rindu kalian

  Bismillah, Assalamualaikum

"Aku rindu kalian,
 Abi rindu kalian, calon anak-anak abi terbaik, Usamah, Bilal, dan 'Aisyah, 
do'akan diri ini, untuk bisa menjadi ayah terbaik untuk kalian semua."

   3 hari lalu, tepatnya di 10 Ramadhan ini, saya teringat sebuah mimpi, tentang bagaimana diri ini nanti kedepannya. Ketika rindu datang, untuk bersua si buah hati suatu saat nanti, dimana Usamah, Bilal ,dan 'Aisyah hadir melengkapi hidup ini, bersama seorang bidadari yang selalu memberikan senyumnya pada kami.

    Di titik inilah, kerinduan itu datang, dimana sebuah impian banyak orang, membentuk sebuah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, yang Allah curahkan semua karunianya kepadanya. Terkadang mimpi itu nyata, ketika kita melihat diri kita sungguh bahagia bersama apa yang kita impikan. Walaupun itu sejenak, dan belum tentu kita temui nantinya. Tapi darisinilah saya mencoba menggambarkan diri saya nanti. 

    Umur tiada lagi muda, Amanah semakin banyak, dan semuanya pasti dipertanggungjawabkan, disaat apa yang kita lakukan sesuai keinginan kita ataupun tidak. Terbayang tangisan kecil pertama, sayup Adzan terlantun di telinga kanan, disitulah saya membayangkan betapa bahagianya diri ini, dimana permata keluarga lahir. Entah itu suara tangisan Usamah, Bilal, ataupun 'Aisyah... 

   Secara tidak sadar kebahagiaan hadir, bersama amanah berat yang dititipkan Allah pada kami, dimana amanah yang bisa membantu kami meraih surga Allah ataupun tidak. Terbayang kaki kecil berlarian, celoteh dan rengekan bibir-bibir kecil, peluk dan senyum manja, dari kalian semua anak-anakku, Aku rindu kalian, Abi rindu kalian...


ruangkosong, 14 Ramadhan 1436 H

Sebagai Pengingat, Untuk Kita

   Bismillah, Assalamualaikum

"Gunung itu tinggi, bukan berarti tak bisa kita daki, carilah setapaknya dimana kita meniti, 
sejauh apapun pasti kita jalani, karena kita melangkah dengan hati."

         Malam ini cukup dingin, jaket yang selalu digunakan ketika di ketinggian pun keluar dari persembunyian. Padahal kalopun dibawa pas ngetrip jarang juga dipake sendiri, paling engga disaat terpentinglah jaket ini keluar digunain sebagaimana mestinya. 

     Semakin dingin, malam tanpa penghangat, entah itu segelas teh panas seperti biasanya atau secangkir kopi pahit racikan "Pak Min" seperti biasanya. Sebotol air mineral yang selalu dibawa kemanapun kaki kecil ini melangkah, tiada bosan untuk meninggalkan pemiliknya. Adapun seseorang kawan sibuk dengan tikus kecil ditangan, mencoba mencari sesuatu jauh didalam layar monitor didepan mata.

    Ga kerasa, 2 minggu berlalu Ramadhan kali ini, banyak banget isi dalam kepala yang pengen dituangin dalam tulisan, tapi karena sombongnya itu, merasa sok sibuk banget sampe ga punya waktu untuk sekedar menarikan jemari, sedikit menceritakan secara tersirat apa yang telah dijalani diri ini. 

    Malam ini, terasa ada yang berbeda, ketika tangan kecil seseorang mengingatkan akan sesuatu, membuat kerinduan dalam diri ini. Mungkin kalau saya hidup seperti waktu yang lalu, saya bisa menyalurkan kerinduan ini kapanpun itu datang. Tapi, sekarang semuanya sudah berubah. 

     "Waktu ini berjalan, walaupun diri kita berhenti untuk kembali ke Penguasa, 
ataupun saat kita merasakan diri kita berlomba dengan waktu, 
kita tak akan mengalahkannya..."

    Kadang tanpa kita sadari, hal-hal yang kecil di sekitar kita, bukanlah terjadi hanya kebetulan semata, melainkan semuanya itu terjadi karena ada sesuatu yang ingin mereka tunjukan ke kita semua. Saya meyakini ketika seseorang berusaha mencari solusi dalam setiap masalah, sesungguhnya jawabannya dapat mereka temuin tetapi dalam bentuk yang sederhana. 

    Logika, dimana sebuah mu'jizat dari Allah, untuk kami, khususnya kaum 'Adam, sebagai senjata kami kaum pria sebagai pemimpin. Alhamdulillah, segala pujian hanya untuk Allah, karena memberikan kami kemampuan menggunakannya lebih baik dari kaum perempuan. Dimana Amanah dan tanggung jawab akan dibebankan pada kami suatu saat nanti. 

   Masalah itu selalu datang silih berganti, padahal masalah itu adalah sebuah bentuk ujian dari Allah, Sang Maha Pengasih, untuk selalu mengingatkan kita semua bahwa kita ada daging yang lemah, yang berdiri dengan tumpuan tulang-tulang putih tanpa jiwa, berdiri dengan sombong seakan-akan tiada Dzat pun yang mampu mengalahkan diri kita sendiri.

     Ujian itu ada, karena tiada lain bentuk kasih sayang teramat sangat dari Allah, dimana dengan ujian kita akan kembali ke dalam pelukan-Nya, melalui tubuh lemah ini kita bersujud, melalui tangan kecil ini kita meminta, dan melalui mata kecil yang hina ini kita memelas, dengan bibir kecil mencoba merintih, mengeluarkan semua keluh kesah kehidupan. 

"Tiap-tiap yan berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.
Q.S Al Anbiya : 35

   Ujian, tak selalu datang hanya membawa keburukan, dimana kita mengingat Allah dalam satu waktu itu. Sesungguhnya ujian itu datang juga dalam bentuk kebaikan, dimana Allah akan melihat nilai seorang hamba ketika hamba-Nya diberikan kenikmatan apakah mereka ingat siapakah yang memberikan kenikmatan tersebut?

    Terkadang di saat musibah melanda, kita merasakan dan beranggapan bahwa Allah tidak menyayangi kita, tidak adil, atau yang lain. Betapa kufurnya diri ini, dimana ketika kenikmatan yang tiada kita sadari tak pernah dianggap, dan kita beranggapan tiada keadilan untuk diri kita ketika Allah menimpakan musibah pada diri kita. Musibah tiada datang tanpa maksud dan tujuan, itulah sebuah bentuk kasih sayang Allah kepada kita, untuk terus selalu ingat dengan-Nya, sebagai pengingat dan peringatan kepada kita semua.

"Janganlah bersedih, Allah selalu bersama kita"
Q.S. At Taubah : 40

   Sedikit pengingat untuk diri saya sendiri, di Ramadhan akan ada perjalanan yang panjang, tentang hati dan diri ini. Semoga Allah senantiasa bersama kita, dalam ujian yang bernama kenikmatan, dalam ujian yang bernama musibah. Diri ini hanya seonggok daging yang ditiupkan jiwa padanya. Menjadikannya berdiri untuk menerima Amanah, bukan berdiri angkuh dalam kecilnya dunia. Semua ujian adalah bentuk kasih sayang, kerinduan, dan kecintaan Allah pada kita, dan hanya Allah-lah sebaik-baik pemberi pertolongan. 

"Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik pelindung."
Q.S Ali Imran : 173


ruangkosong, 14 Ramadhan 1436 H